Senin, 18 Oktober 2010

Gejala Hedonisme ?

Rasa gengsi tinggi yang diperoleh dari menonjolkan merek-merek terkenal dan mahal, atau simbol-simbol kemewahan lainnya adalah merupakan gejala umum sekarang ini. Lihat saja di kota-kota besar saat ini semakin banyak bermunculan butik-butik atau toko-toko pakaian dan perlengkapan lainnya yang merupakan barang impor dan bermerek dengan harga yang, wow, membuat jantung saya berdegup kencang, dimana harga selembar baju kaos (T Shirt) dengan tulisan seadanya "cuma" sebesar Rp. 250.000,-. Berdegup kencang bukan hanya karena kaget melihat harga yang fantastis tapi juga deg-degan didekati si pelayan toko, karena takut dan malu kalau ditanya, "Ada yang bisa dibantu, Pak ?" Dan saya hanya bisa menjawab, "Ngga, lihat-lihat saja."
Melihat harga-harga fantastis dari toko-toko yang biasanya menambahkan nama surf pada nama tokonya tersebut, maka menjadi maklumlah saya kenapa orang-orang menjadi begitu bangga walaupun hanya membawa kantong kreseknya kemana-mana. Dan akhirnya saya pun bisa maklum kenapa teman saya bergitu bangganya membawa tas kulit bulukannya ke mana-mana.
Kalimat ini saya Copy Paste dari tulisan Pak Anwariansyah dalam judulnya " Kantong Kresek Bermerek Memang Lebih Srek" dan saya tergelitik untuk menulis sesuatu tentang HEDONISME yang berasal dari bahasa Yunani Hedoneyang berarti kesenangan atau kenikmatan.
Pengajaran atau konsep moral dari Hedonisme adalah menyamakan kebaikan dengan kesenangan.Jadi semua kesenangan dan kenikmatan secara fisik selalu membawa kebaikan.
Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar, dan itulah tujuan hidup yang paling hakiki bagi manusia.
Pandangan hidup seperti inilah yang sekarang ini banyak dan hampir semua umat manusia meng-amininya dan menjadikannya sebagai tolok ukur dalam gaya hidup.
Contoh yang paling nampak dan ada pada keseharian kita, yaitu iklan-iklan yang membombardir dengan kalimat-kalimat yang kadangkala sangat tidak masuk di akal seperti : " Anda ingin kaya dalam waktu singkat.....ikutilah seminar kami.. dan..bla..bla..bla....!!!!!!" . Dalam pengejaran dan pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan, hal-hal yang menjadi "etika" selalu diterjang. Contoh yang paling anyar, yaitu tetangkapnya anggota DPR oleh KPK di Hotel Ritz Carlton. Mengapa hal tersebut dapat terjadi..???, sudah lemahkah pagar iman dan agama ??????
Teori ini juga cenderung mengajarkan, bahwa untuk mendapat kesenangan dan kenikmatan dan kebahagiaan, tidak perlu menunggu di surga, karena pada dasarnya, mereka tidak mempercayai adanya kebahagiaan di surga, dan kalimat yang sering diucapkan oleh para hedonis:" kita tidak perlu pergi kesurga untuk mengalami kebahagiaan, karena di dunia ini, kenikmatan dan kebahagiaan serta kesenangan telah tersedia dan dapat kita miliki !!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar